Selasa, 15 Januari 2013

Apindo: Pengusaha Jujur di Indonesia Sulit Berkembang

JAKARTA, KOMPAS.com — Banyaknya hambatan pengusaha dalam melakukan aksi bisnis dinilai tidak selaras dengan keinginan pemerintah untuk memajukan perekonomian Indonesia. Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi mengatakan, pengusaha jujur sangat sulit untuk berkembang. Berbeda halnya dengan pengusaha yang tidak jujur.
"Mereka sulit berkembang, padahal mereka tidak mau melakukan jalan pintas untuk misalnya memenangkan konsesi tambang di suatu daerah," katanya, Selasa (15/1/2013).
Ia melanjutkan, jadi pengusaha jujur di Indonesia sangat sulit, terutama karena banyaknya konflik kepentingan antara pemerintah pusat dan daerah terkait dengan proses otonomi daerah. Hal ini yang membuat kemungkinan adanya pelanggaran akibat adanya konflik kepentingan.
"Kalau kita lihat konflik kepentingan antara bupati dan pemerintah pusat selalu terjadi, dan masalah pengusaha selalu berada di masalah perizinan yang tidak pernah tuntas, makanya kepastian hukum masih menjadi perhatian kita," katanya. (Arif Wicaksono/Tribun Jakarta)
 
Sumber :
Editor :
Erlangga Djumena

Jumat, 04 Januari 2013

Ini Tantangan Konstruksi Pembangunan Deep Tunnel Jokowi


VIVAnews - Wakil Menteri Kementerian Umum Hermanto Dardak mengatakan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan jika Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo ingin membangun terowongan multiguna atau deep tunnel. Saran ini belajar dari penolakan Kementerian PU ketika mantan Gubernur Sutiyoso mengajukan ide yang sama.

"Intinya yang perlu dipertimbangkan adalah utilitas untuk bangunan di bawah tanah," ujarnya ketika ditemui di Jakarta, Jumat, 4 Januari 2013. Halangan pertama dari proyek penanggulangan banjir Jakarta yang harus diatasi adalah kemiringan tunnel yang tidak terlalu tajam. "Kalau kemiringannya tidak tajam pasti debit air yang mengalir tidak bisa banyak," ujarnya.Dengan sudut kemiringan yang nyaris datar, maka akan terjadi penumpukan sendimentasi yang cepat sehingga dapat menghambat kerja tunnel ini saat terjadi hujan. Ditambah, masalah sampah yang selalu timbul di setiap aliran air di Jakarta. Hermanto mencontohkan program Banjir Kanal Barat dan Banjir Kanal Timur sebagai salah satu proyek mengurangi banjir di Jakarta memiliki sendimentasi yang tinggi dan permasalahan sampah yang menggenang. "Dalam satu sungai, jumlah sampah mencapai 30 ton," katanya.Masalah lainnya, struktur tanah Deep Tunnel yang memiliki kedalaman 30-60 meter dari permukaan tanah. Jika struktur tanah adalah batuan, maka tidak akan menjadi masalah saat proses konstruksi. Pasalnya, dalam proses pembuatan terowongan akan terbantu daya tahan dari batuan tersebut. "Namun akan lain ceritanya jika struktur tanahnya adalah tanah lembut. Mau tidak mau harus di gali dari atas, baru nanti ketika menimbun diberi penguat," katanya. Walaupun sulit, namun teknologi pembuatan terowongan ini bukan hal baru di Indonesia. Proses yang sama pernah dikerjakan oleh Kementerian PU dalam pembuatan Waduk Jatibarang dan Jatigede."PU membuat terowongan untuk mengalirkan air sungai agar waduk bisa dikerjakan. Namun untuk dilalui mobil memang belum pernah dicoba," katanya. (umi)

© VIVA.co.id

Kamis, 03 Januari 2013

Wapres: Pasar Modal RI Harus Waspada


VIVAnews - Wakil Presiden Boediono menyatakan pelaku pasar modal Indonesia harus waspada namun tetap optimistis. Pasar modal Indonesia, kata Boediono, masih memiliki potensi besar.

"Kita ada di bahtera yang solid, namun tetap masih mengarungi arus yang sulit," ujarnya ketika berbicara dalam pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu 2 Januari 2013.

Lebih lanjut ia mengatakan keadaan pasar keuangan di Indonesia saat ini memang baik. Namun keadaan ekonomi global masih perlu diwaspadai bersama.

Saat ini ekonomi Amerika Serikat mulai membaik, begitu juga dengan China. Sedangkan Eropa, Boediono menilai masih sakit dan membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh.

Pemerintah mengapresiasi pelaku pasar modal, sebab di tengah ketidakpastian IHSG masih mencatat pertumbuhan menggembirakan. Secara umum, pemerintah optimistis perekonomian akan tumbuh dengan kondisi makro ekonomi yang baik.

"Kebijakan kita konsisten sejak menghadapi krisis ekonomi pada 2008, dan kita akan terus mengelola makro ekonomi secara prudent adalah cara yang paling baik," katanya.

Tahun 2013, Boediono mengatakan nilai investasi yang menanjak pada 2012 akan terus berlanjut.

Sepanjang 2012 IHSG naik 12,94 persen, sehingga menutup perdagangan di level 4.316,69. Pada akhir tahun IHSG menduduki posisi kedelapan di jajaran indeks saham beberapa bursa Asia Pasifik.

Kinerja menggembirakan
Menteri Keuangan Agus Martowadojo menilai kinerja pasar modal sepanjang 2012 cukup mengembirakan. "Namun, akibat krisis keuangan likuiditas mengalami penurunan dari Rp4,95 triliun per hari pada 2011 menjadi menjadi Rp4,55 triliun pada 2012," kata Agus.

Dari sisi initial public offering (IPO), Agus mengatakan, setidaknya ada 23 perusahaan yang melantai di bursa saham sepanjang 2011, sedangkan yang melakukan penawaran saham (right issue) sebanyak 22 emiten.

Agus mengatakan, kinerja bursa saham cukup mengembirakan, dan masih perlu antisipasi dengan adanya pengalihan tugas pengawasan dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam LK) ke bawah koordinasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

"Kami ucapkan kepada OJK, semoga pengalihan ini dapat mewujudkan cita-cita bersama, yang adil, transparan, dan akuntabel, serta terciptanya sistem keuangan yang stabil." (eh)