Senin, 05 November 2012

Jokowi-Ahok Dikritik


JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama kembali dikritik. Kali ini, kebiasaan Jokowi-Basuki melontarkan ide-ide di jalanan dianggap tergesa-gesa, minim kajian, dan berpotensi menimbulkan masalah.
Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta, Selamat Nurdin, mengatakan bahwa kebiasaan melontarkan ide di jalanan seharusnya bisa diminimalkan oleh Jokowi-Basuki. Pasalnya, semua ide yang keluar harus dituangkan dalam bentuk tertulis, dibahas bersama, agar terjadi sinkronisasi antara program yang sudah dan sedang dijalankan.
"Itu permasalahannya, Jokowi-Basuki sering melontarkan ide-ide di jalanan. Ketemu melontarkan ide, ketemu melontarkan ide, sehingga kesannya terasa sporadis," kata Selamat saat ditemui Kompas.comdi gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa (6/11/2012).
Menurut dia, pasangan gubernur saat ini seharusnya mau menyediakan waktu untuk menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) bersama dengan DPRD dan dinas-dinas tertentu. Tujuannya adalah untuk memetakan permasalahan Ibu Kota guna memperoleh solusi terbaik.
"Karena hasil pembelajaran beliau keliling Jakarta setiap hari itu perlu diintegrasikan. Supaya solusinya berdasarkan kajian dan tidak hanya reaksional," ujarnya.
Selamat mengambil contoh pada program melanjutkan pembangunan monorel. Di satu sisi Jokowi-Basuki gembar-gembor akan membangun tiga jalur baru untuk monorel, hal itu kemudian memicu benturan karena di sisi lain DPRD DKI telah mengesahkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).
"Kalau begitu RTRW yang baru diketuk harus kita revisi lagi. Soal rusun, lingkungan dan lainnya juga begitu, jangan lontarkan ide di jalanan, tapi bahas semuanya bersama dan tertulis," katanya.
Editor :
A. Wisnubrata

Tidak ada komentar:

Posting Komentar